PEKANBARU (RA) – Misteri kematian anak gajah Sumatera bernama Tari di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) akhirnya terungkap. Hasil uji laboratorium memastikan gajah betina berusia delapan tahun itu tewas akibat serangan virus Elephant Endotheliotropic Herpesviruses (EEHV), penyakit mematikan yang kerap menyerang gajah muda.
Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro, menyebutkan virus tersebut menyerang organ hati Tari dan berkembang sangat cepat. Kondisi itu membuat tim medis kewalahan, meski berbagai upaya penyelamatan sudah dilakukan.
"Pengalaman kami di Aceh, virus ini dari gejala muncul hingga gajah mati hanya butuh waktu empat jam. Tari sudah kami beri infus dan nutrisi, tapi tidak tertolong," jelas Heru, Senin (15/9/2025).
Dia menjelaskan, EEHV merupakan jenis herpesvirus yang bisa memicu penyakit hemoragik akut. Gejala awalnya kerap terlihat ringan, seperti kehilangan nafsu makan atau lesu. Namun, dalam hitungan jam, gajah bisa mengalami penurunan kondisi drastis hingga berujung pada kematian.
"Virus ini memang jadi momok. Sampai saat ini, belum ada vaksin yang terbukti efektif mencegahnya," tambah Heru.
Upaya pencegahan tetap dilakukan Balai TNTN, mulai dari menjaga sanitasi lingkungan hingga pemeriksaan laboratorium bagi gajah yang menunjukkan tanda sakit. Sampel air liur maupun darah diambil untuk mendeteksi virus lebih cepat.
Namun, Heru mengakui situasi di lapangan jauh lebih kompleks. Berbeda dengan kebun binatang yang terkontrol, gajah di TNTN hidup dalam kondisi semi-liar.
"Karena hidupnya di hutan, sulit sekali membuat kondisi sebersih dan seteratur kebun binatang," terangnya.
Menurut Heru, daya tahan tubuh menjadi kunci utama melawan EEHV. Gajah dengan imunitas kuat memiliki peluang lebih besar untuk bertahan. Untuk itu, suplemen berupa vitamin dan mineral kini rutin diberikan.
"Kalau daya tahan tubuhnya kuat, virus bisa dilawan. Tapi kalau lemah, sangat berisiko," jelasnya.
Saat ini, tujuh gajah di flying squad TNTN menjadi prioritas pengawasan, termasuk Domang yang masih kecil, serta gajah remaja Imbo, Tesso, dan Harmoni. Semua gajah di bawah usia sepuluh tahun dinilai paling rentan terhadap virus ini.
